Asuransi Jiwa

Sumber gambar: Freepik.com

Sebagai manusia yang hidup di muka bumi, hal yang harus kita sadari bahwa manusia mengalami beberapa fase dalam hidupnya.

Menurut Marketeers.com , dalam hidup ada 4 fase tahapan kehidupan, mulai dari fase kelahiran hingga umur 20 tahun atau yang disebut Fundamental Life-Stage. Fase ini terjadi saat seseorang berusia 0 – 20 tahun . Saat bayi dilahirkan kemuka bumi memberikan harapan baru bagi orang-orang terdekatnya, terutama ayah dan ibu dan keluarganya. Di masa kanak-kanak ini pulalah umumnya setiap orang masih memiliki energi dan bersemangat untuk mempelajari hal-hal baru dalam hidup.

Pada fase kedua, yaitu Forefront Life-Stage, terjadi pada rentang usia 20 – 40 tahun yang pada umumnya seseorang secara fisik sudah tumbuh optimal. Pada fase kedua ini sebagian orang sudah mulai mencari mata pencaharian sendiri dan tidak mau menggantungkan diri terhadap orang tua lain. Bahkan difase kedua ini, sesorang sudah mulai berfikir dan mempersiapkan diri untuk menikah dan berkeluarga.

Fase ketiga, yaitu Foster Life-Stage yaitu pada usia 40 – 60 tahun. Pada fase ini, pada umumnya seseorang telah memiliki kondisi yang cukup mapan dan stabil bila dibandingkan dengan fase sebelumnya. Sebagian orang pada fase ini sudah berkeluarga, karir yang sudah jelas, dan ada juga yang mungkin dapat memberikan kontribusi berarti bagi lingkungan sekitar mereka.

Pada tahapan yang keempat atau yang terakhir, yaitu Final Life-Stage saat usia 60 – 80 tahun. Pada fase ini kondisi fisik mulai menurun. Selain itu, banyak orang yang memasuki masa pensiun dalam pekerjaan, sudah memiliki anak bahkan ada juga yang sudah memiliki cucu. Pada fase terakhir ini setiap orang sudah memiliki banyak pengalaman hidup yang memberikan pandangan hidup serta kebijaksanaan.

Oleh karena itu, ada baiknya kita bisa lebih memahami arti kehidupan bahwa dimana ada awalan makan ada akhiran. Ketika ada kelahiran maka akan ada juga kematian.

Ketika seseorang sudah memahami artinya hidup, maka pertanyaan nya adalah apa yang dapat kita tinggalkan atau wariskan kepada generasi berikutnya ?

Salah satu yang dapat kita wariskan kepada keluarga tercinta selain ilmu yang bermanfaat adalah bekal finansial yang cukup agar keluarga bisa menjalani hidup. Bekal finansial ini biasanya berbentuk dana darurat. Dana darurat biasanya dapat digunakan sebagai modal hidup bagi ahli waris yang ditinggalkan.

Tentunya, dana darurat ini harus dipersiapkan dari jauh jauh hari. Dana tersebut dapat dipersiapkan melalui Asuransi Jiwa. Asuransi Jiwa merupakan sebuah program perlindungan dalam bentuk pengalihan resiko ekonomis atas meninggal atau hidupnya seseorang yang menjadi nasabah perusahaan asuransi. Nantinya asuransi Jiwa akan memberikan sejumlah dana kepada ahli waris yang ditinggalkan, bilamana orang tersebut bergabung menjadi nasabah sebuah perusahaan asuransi.

Apa Itu Asuransi Jiwa ?

Asuransi Jiwa sering dianalogikan sebagai payung pada rumah anda, atau pelampung pada pesawat atau kapal. Asuransi Jiwa akan sangat berguna pada saat-saat tertentu, namun seringkali tidak terpikirkan terutama ketika masih muda dan keadaan aman

Asuransi Jiwa adalah sebuah bentuk Kontrak Perjanjian antara pihak PENANGGUNG yaitu PERUSAHAAN ASURANSI JIWA dan pihak TERTANGGUNG yaitu NASABAH yang dimana pihak PENANGGUNG akan memberikan sejumlah Uang kepada Ahli Waris atau Pihak ketiga sebagai pihak penerima mafaat Uang Pertanggungan jika piahk TERTANGGUNG mengalami musibah atau resiko selama pihak TERTANGGUNG menjadi Nasabah perusahaan Asuransi dengan syarat membayarkan sejumlah uang sebagai premi sebagai imbalannya.

Kenapa Kita Membutuhkan Asuransi Jiwa ?

Asuransi Jiwa merupakan sebuah bentuk pengendalian resiko dalam kehidupan, satu hal yang perlu kita sadari bahwa disaat sebuah musibah atau resiko itu datang kita tidak dapat menghindari resiko tersebut. Oleh karena itu, satu-satunya cara adalah dengan mengendalikan resiko tersebut.

Bagaimana sebuah perusahaan asuransi dapat meminimalkan dampak resiko ?

Perusahaan asuransi bekerja dengan system Risk Transfer atau Memindahkan Resiko untuk Asuransi Jiwa Konvensional, dan Risk Sharing atau Berbagi Resiko untuk jenis Asuransi Jiwa Syariah. Untuk Asuransi Jiwa Syariah memiliki pandangan bahwa Resiko tidak dapat dihindari, tetapi dampaknya dapat dapat diminimalisir.

Pada umumnya Asuransi Jiwa identik dengan orang tua, namun bukan berarti bagi orang muda tidak membutuhkan asuransi jiwa. Salah satu keuntungan memiliki asuransi jiwa disaat muda adalah biaya premi lebih murah yang harus dibayarkan ke perusahaan asuransi, bila dibandingkan dengan membeli polis asuransi dikala sudah tua, maka akan lebih mahal.

Apa Saja Manfaat Uang Pertanggungan Bagi Ahli Waris ?

  • Biaya Kematian
  • Perlindungan Pendapatan
  • Kebutuhan Pensiun
  • Kebutuhan Untuk Manfaat Kesehatan
  • Dana Pendidikan Anak
  • Kebutuhan Untuk Melanjutkan Bisnis
  • Perencanaan Untuk Dana Warisan
  • Hutang, Pajak, maupun Biaya Tak Terduga lainnya.

Oleh karena itu, ada baiknya kita bisa lebih bijak dalam mengelola dan mengatur keuangan kita. Resiko dapat datang kapan saja tanpa diundang dan tanpa terduga. Ada baiknya kita mempersiapkan pengalihan resiko tersebut sedari dini, agar ketika resiko atau musibah tersebut datang kita sudah lebih siap dan lebih tenang. Asuransi Jiwa dapat menjadi pilihan bijak dan tepat untuk kita mempersiapkan diri sebagai pengalihan resiko yang dapat datang sewaktu-waktu.

 

Referensi :

  • HIDUP CERDAS DENGAN ASURANSI JIWA – AAJI
  • Memahami Asuransi Jiwa – AIA
  • OPINIONCitizen 4.0: Ada Empat Tahap Kehidupan, Mana Lebih Penting? – marketeers.com