Pisahkan Emosi & Logika Saat Kelola Uang, Gimana Caranya?

Sumber gambar: Pixabay

Sebut Saja namaku Andy, Aku bekerja disalah satu perusahan terkemuka di Ibu Kota Jakarta. Sebagai salah satu Fresh Graduate Universitas Negeri di Indonesia, gaji pertama ku sabagai seorang staff sekitar 4 Juta per Bulan nya. Setalah kujalani kurang lebih hampir setahun, aku merasa gaji 4 Juta tidak lah cukup untuk hidup di Ibukota. Tak jarang aku masih meminta kepada orang tua yang ada dikampung untuk mengirimkan aku uang untuk dapat bertahan hidup di Jakarta. Maklum aku merantau dari kampung ke Ibukota untuk merubah nasib, jika dipikir-pikir dulu Ketika aku tinggal dikampung pengeluaranku sebulan tidak sampai 4 juta. Padahal kampungku masih 1 pulau dengan Ibu Kota. Aku berpikir jika bisa memiliki gaji 5 Juta per Bulan baru akan cukup untuk bertahan hidup di Ibu Kota.

Setelah setahun bekerja, aku mendapatkan kenaikan gaji menjadi 5 Juta per Bulan.  Hatiku senang sekali, namun  Ketika sudah kenyataan gajiku naik menjadi 5 Juta Per Bulan, setelah dijalanin masih saja terasa kurang. Bahkan hal ini masih aku sembunyikan dari orang tua. Agar aku tetap bisa mendapatkan bantuan dari orang tua dikampung (Jangan ditiru ya teman-teman) .

Setelah berbincang dan konsultasi dengan teman-teman dan atasan dikantor, Hal ini dikarenakan Ketika gajiku mengalami kenaikan, ternyata gaya hidupkupun tanpa terasa ikut naik. Dulu Ketika gaji masih 4 Juta, aku terbiasa menggunakan Angkutan Perkotaan sebut saja Kopaja, MetroMini, TransJakarta (BusWay), Hingga Kereta Api Listrik (KRL) untuk berpergian. Hand Phone (HP) yang ku gunakan hanya sebatas untuk bisa menelpon, SMS dan aplikasi WhatsApp, yang setidaknya aku dapat berkomunikasi dengan orang tua dikampung dan kolega dikantor. Namun Ketika gajiku naik ke 5 juta, aku tergoda untuk mengganti HP yang keluaran terbaru, yang bisa melakukan Swafoto dan membuat Video, serta aku mulai berani mencicil motor pribadi ku yang sudah kudambakan sejak saat SMA.

Setelah sekian lama aku merasa ada yang tidak sehat dengan keuanganku, aku berusaha mencari informasi dan berkunsultasi dengan salah satu Financial Advisor dari Tataduit, Financial Advisor ku memberikan saran yang sangat bagus sekali bahwa salah satu cara untuk menekan pengeluaran yang sebenarnya tidak perlu adalah dengan menyadari betapa kita sudah bekerja keras untuk mendapatkan uang tersebut. Apakah mau dihabiskan untuk hal yang tidak penting ?

Secara teksnis dapat dijelaskan seperti ini :

Misalkan saat aku mendapatkan gaji atau take home pay senilai 5 Juta per Bulan. Untuk dapat membawa pulan Rp. 5.000.000,- / Bulan aku perlu  bekerja selama 160 jam dalam sebulan atau setara dengan 40 jam per minggu dikali (x) 4 minggu. Sehingga untuk 1 jam waktu ku bekerja diperusahaan, berpanas-panasan, berkeringat, diawasi, diomeli, dan sebagainya, aku dibayar sekitar Rp.31.250,- per jamnya.

Lalu Ketika ingin membeli sesuatu, seperti Kopi susu yang sedang tren diakalangan muda sekitar Rp.20.000,-. Maka dapat dikatakan Kopi susu yang dibeli senilai dengan 38 menit waktuku bekerja. Angka ini didapat dari Rp. 20.000,- dibagi 31.250,- x 60 menit. Apakah harga kopi tersebut sebanding dengan waktu, tenaga, dan pikirian yang aku keluarkan untuk bekerja ?

Dari situ lah aku belajar dengan berpikir seperti yang telah dijelaskan diatas, bahwa kita perlu berpikir dengan logika dan tidak hanya mengandalkan emosi sesaat Ketika mengambil sebuah keputusan, bahkan untuk membeli segelas kopi susu yang sedang tren dikaula muda sekalipun.

Semoga article diatas dapat berguna untuk pembaca, jika Anda ingin melakukan konsultasi dengan Financial Advisor, silahkan hubungi Tataduit.com untuk informasi lebih lanjut. Terima kasih.